UNSUR-UNSUR, TUJUAN, PRINSIP-PRINSIP DAN ALASAN KENAPA PENGELOLAAN
KELAS DI PERLUKAN
Ø Unsur-Unsur
Pengelolaan Kelas
Pada prinsipnya
pendekatan atau teoriapapun yang dipilih dan yang dijadikan dasra dalam
pengelolaan kelas, harus diorientasikan pada terciptanya proses pembelajaran
secara aktif dan produktif. Untuk mendukung proses proses pembelajaran
tersebut, mka unsur-unsur pengelolaan berikut ini yang harus diperhatikan,
yaitu :
1.
Prevensif, yaitu
upaya yang dilakukan oleh pembelajar untuk mencegah terjadinya gangguan dalam
pembelajaran. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
2.
Perhatian yaitu
selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala
sesuatu yang muncul. Perhatian merupakan salah satu bentuk kertrampilan dan
kebiasaan yang harus dimiliki oleh pembelajar.
3.
Refrensif,
kertrampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti
halnya penanganan dalam gangguan keamanan. Kertrampilan refrensif sebagai salah
satu unsur dari ketrampilan pengelolaan kelas hal itu bisa berupa modifikasi
tingkah laku, pengelolaan kelompok, dan diangnosis.
4.
Modifikasi tingkah laku yaitu
bahwa setiap tingkah laku dapat diamati, oleh karena itu bagaimana dengan
tingkah laku yang mumcul dengan positif, pembelajar memberi respon positif agar
kebiasaan baik itu lebih kuat dan dapat dipelihara.
5.
Penelolaan kelompok,
untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan
mengikitsertakan beberapa komponen atau unsur yang terkait.
6.
Diagnosis yaitu
suatu ketrampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan
maupun unsur-unsur yang terkait.
Ø Latar Belakang
Mengapa Pengelolaan Kelas iti Penting
Pembelajaran
memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran dikelas.
Pembelajar sangat berperan dalam membantu perkembangan potensi pembelajar untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelqas, pembelajar
melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan pembelajarkan dan kegiatan
pengelola kelas.
Mengajar adalah
aktivitas yang mulia karena ia memberikan kemanfaatan kepada orang lain sedang
dirinya sendiri mendapatkan keanfaatan yaitu bertambah ilmunya sekaligus ia
menjadi sosok yang mulia ( Pidarta 2001). Mengajar ibarat tukang bersih sungai
yang mengentas sampah, mengeruk lumpur dan pasirnya, dan memindahkan batu,
kayu, kain yang menghalangi laju air mengalir (Degeng 2000).
Dengan ungkapan
lain, aktivitas mengajar adalah memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi internal dan eskternal si belajar, mencari dan membuat preskripsi-preskripsi
baru yang sesuai dengan diri pebelajar dan materi bahan ajar, (Reigeluth 2009).
Ø Tujuan
Pengelolaan Kelas
Setiap penyakit
ada obatnya seperti halnya setiap masalah pasti ada solusinya. Karena menjadi
pembelajar haruslah kaya konsep, kaya cara, dan utun (ulet) mencari
varian-varian baru mengenai permasalahan di dalam kelas. Berbicara mengenai
tujuan pengelolaan kelas, Ahmad (1995) bahwa mengatakan tujuan pengelolaan
kelas adalah sebagai berikut :
1.
Mewujutkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan pebelajar untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.
Menghilanhkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan pebelajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual pebelajar dalam kelas.
4.
Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sufat-sifat individunya.
Sedangkan
tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (2000) pada hakikatnya terkandung
dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas
bagi macam-macam kegiatan belajar pebelajar dalam lingkungan sosial, emosional
dan intelektual dalam kelas. Sementara Arikunto (2000) berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Degeng
(2000), menyatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar para pebelajar
secara optimal dan memberdayakan dirinya sesuai potensi dan karateritiknya
sendiri.
Bedasarkan pandangan tersebut, tujuan pengelolaan kelas adalah :
1.
Setiap pebelajar terus belajar, tidak macet artinya tidak ada anak
yang berhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat
melakukan tugas yang diberikan padanya.
2.
Sikap pebelajar terus melakukan belajar tanpa membuang waktu
Ø Prinsip-Prisip
Pengelolaan Kelas
Secara umum
faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu,
faktor intern dan faktor ekstern pebelajar. Faktor intern pebelajar berhubungan
dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku.
Faktor ekstern
pebelajar terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penemuan
pebelajar, mengelompokkan pebelajar, jumlah pebelajar dan sebagainya. Masalah
jumlah pebelajar di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah
pebelajar di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah
terjadi konflik, sebaliknya semakin sedikit jumlah pebelajar di kelas cenderung
lebih kecil terjadi konflik.
Karena itu
dalam rangka meminimalisasi masalah gangguan dalam pengelolaan kelas perlulah
setiap pebelajar memahami prinsip-prinsipnya, antara lain :
1.
Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusiasdiperlukan dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaranyang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias
pada tugasnya atau pada aktifitasnya dan berupaya seoptimal mungkin untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
2.
Tantangan
penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah pebelajar untuk belajar sehinggqa mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Penerapan prinsip ini dapat
dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran problem based learning (PBL).
3.
Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar pembelajar, pola
interaksi antara pembelajar dan pebelajar akan mengurangi munculnya gangguan,
sebaliknya akan meningkatkan perhatian pebelajar. Kevariasian ini merupakan
kunci tercapainya pengelolaaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.
Keluwesa
Keluwesan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti
keributan pebelajar, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan
sebagainya.
5.
Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, pembelajar harus
menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada
hal-hal yang negative.
6.
Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah pebelajar dapat
mengembangkan disiplin diri sendiri. Oleh karena itu pembelajar sendiri
hendaknya menjadi teladan dalam mengendalikan diri dan dalam melaksanakan
tanggung jawab.
Ø Alasan Kenapa
Pengelolaan Kelas Perlu Dilakukan
Adapun beberapa
alasan kenapa pengelolaan kelas perlu di lakukan oleh pembelajar adalah
mencakup penggunaan waktu pembelajaran, kebutuhan akses belajar, dan kemampuan
mengelola atau memenej diri (Woolflok, 2004).
1.
Waktu pembelajaran (more time for learning)
Bahwa para pembelajar dituntut pandai dalam mengelolah waktu
pembelajaran mulai dari kegiatan dalam mengelola waktu , agar waktu yang
dimiliki untuk pembelajarkan pebelajar tidak banyak yang terbuang sia-sia.
2.
Kebutuhan akses belajar (accese to learning)
Setiap kegiatan pembelajaran memiliki aturan main tersendiri yang
harus diikuti oleh para pebelajar dan pembelajar. Jadi fungsi pembelajar adalah
memastikan bahwa para pebelajar telah memahami bagaimana cara berpartisipasi
selama proses pembelajaran agar memiliki akses belajar yang optimal.
3.
Kemampuan mengelola untuk mengelola diri (management for
self-management)
Alasan ketiga diperlukan pengelolaan kelas adalah pentingnya
kemampuan manajemen diri pebelajar. Membelajarkan si pebelajar untuk mampu
melakukan pengelolaan diri memang membutuhkan waktu lebih lama, namun dengan
upaya demikian merupakan sebuah investasi yang luar biasa besar dan bermanfaat
bagi se pebelajar sendiri untuk saat ini dan tentunya untuk masa depannya.
Ø Penataan
Lingkungan Pembelajaran
Komponen-komponen
ketrampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi fisik
belajar yang mendukung yang disebut komponen “What” dan
ketrampilan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pengembangan kondisi
belajar yang optimal, kami namakan komponen “How”.
Dalam rangkah
mencapai efektifitas pembelajaran, maka setiap pembelajar perlu mengetahui
hal-hal berikut :
1.
Efektivitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh keadaan lingkungan
fisik kelas serta hubungan sosio-emosional pebelajar-pebelajar.
2.
Lingkungan fisik kelas yang mempengaruhi lancarnya proses
pembelajaran adalah tatanan ruangan kelas dan isinya.
3.
Prisip-prisip yang harus p0erhatikan pembelajar dalam menata
ruangan kelas adalah visibilitiy (keleluasan pandangan), kemudahan mencapai
sesuatu atau mudah dijangkau, fleksibilitas (keluwesan), kenyamanan dan
keindahan.
4.
Dalam menata tempat duduk, pembelajar harus mem[erhatikan tujuan dan
strategi pembelajaran.
5.
Karakteristik pembelajar yang dapat menunjang terciptanya hubungan
sosio-emosional dikelas.
Berkaitan
dengan prosedur, sering jega disebut rutinitas pembelajar dalam kelas menurut
Calor Weistein dan Andy Mignano (2003) adalah dalam rangkah memenuhi hal-hal
berikut :
1.
Kegiatan administratif
2.
Mobilitas pebelajar
3.
Kegiatan luar
4.
Mengoreksi tugas dan mengembalikan kepebelajar
5.
Interaksi dengan pebelajar
6.
Membantu kesulitan pebelajar dan bersosialisasi
Menurut penulis syarat-syarat kelas yang baik adalah :
1.
Rapi, bersih, sehat, tidak lembab
2.
Cukup cahaya yang meneranginya
3.
Sirkulasi cahaya cukup
4.
Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya ddan ditata dengan rapi
5.
Terdapat ruang khusus untuk karya pebelajar
6.
Pilih cat yang menarik
7.
Tempat duduk yang mudah diatur ulang
8.
Dan jumlah pebelajar tidak lebih dari 24 – 30 orang.
Hal tersebut
serupa dengan apa yang dikemukakan oleh Ahmad (1997) bahwa beberapa syarat yang
perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan adalah sebagai berikut :
1.
Tata ruang kelas
2.
Menata perabot kelas
Meliputi :
papan tulis, meja kursi pembelajar, meja kursi pebelajar, almari kelas, jadwal
pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan,
gambar-gambar, tempat cuci tangan, tempat sampah, sapu dan alat pembersih lainnya,
gambar-gambar alat peraga.
Penataan Ruang Kelas
Ada beberapa prisip yang perluh diperhatikan oleh pembelajar dalam
menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003) yaitu :
1.
Vasibility (keleluasan pandangan)
2.
Accesibility (mudah dicapai)
3.
Fleksibilitas (keluwesan)
4.
Kenyamanan
5.
Keindahan
Tempat Duduk Pebelajar
Tempat duduk merurut Silberman (1996) menunjukkan penataan ruang
kelas belajar yang dapat dipilih dalam proses pembelajaran adalah :
1.
Model huruf U
2.
Corak tim
3.
Meja koferensi
4.
Lingkaran
5.
Kelompok untuk kelompok
6.
Workstation
7.
Breakout groupings
8.
Susunan chavron
9.
Kelas tradisional
10.
Ouditorium
Penataan Dalam Pengelolaan Kelas
Dari berbagai sumber yang ada, terdapat berbagai pendekatan
pengelolaan kelas untuk menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam kelas.
Penfdekatan-pendekatan ini, sebagian besar masih bergaya behavioristik dan
militeristik. Pendekatan tersebut adalah :
1.
Pendekatan Otoriter
2.
Pendekatan Permisif
3.
Pendekatan Pengubahan Perilaku
4.
Pemdekatan Sosio-Emosional
5.
Pendekatan Proses Kelompok
6.
Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar