PEMBELAJARAN KELOMPOK
A.
THE POWER OF TWO
Model
The Power Of Two berarti menggabungkan kekuatan dua kepala. Menggabungkan dua
kepala dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, yaitu masing-masing siswa
berpasangan. Kegiatan ini dilakukan agar munculnya suatu sinergi yakni dua
kepala lebih baik dari satu (Silberman, 2006:173).
Strategi the power of two merupakan salah satu strategi pembelajaran dan
termasuk pendekatan konvensional. Strategi the power of two merupakan
pembelajaran kooperatif yang memperkuat pentingnya hubungan yang sinergi antara
anggota kelompok. Strategi pembelajaran ini terdiri dari 2 orang sehingga
kerjasama dan komunikasi lebih terjalin dengan baik. Pembelajaran dengan
strategi the power of two ini juga menuntut siswa agar lebih aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga siswa tidak merasa bosan karena pembelajaran lebih
menarik dan menuntut partisipasi siswa terhadap materi pelajaran.
Prosedur model
pembelajaran The power of two adalah sebagai berikut:
1.
Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang
membutuhkan refleksi dan pikiran.
2.
Guru meminta
peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri
3.
Setelah semua
melengkapi jawabannya, guru membentuk siswa ke dalam pasangan dan meminta
mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya dengan jawaban yang dibuat teman yang
lain.
4.
Guru meminta pasangan tadi untuk membuat
jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons
masing-masing individu.
5.
Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru membandingkan
jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.
Tujuan penerapan stategi the power of two ini adalah membiasakan belajar
aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).
Kelebihan strategi the power of two ini antara lain siswa tidak terlalu
bergantung kepada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan dan kemampuan
berfikir siswa sendiri. Siswa juga dapat belajar untuk mengungkapkan ide-ide
ataupun gagasannya kepada orang lain.
B. POINT COUNTER POINT
1. Pengertian Metode
Pembelajaran Point Counter Point
Model Point Counter Point adalah suatu kerangka konseptual proses
pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif berargumen
(mengajukan ide-ide, gagasan) dari persoalan yang muncul atau sengaja dimunculkan
dalam pembelajaran sesuai dengan aturan-aturan yang ada. Model ini merupakan
sebuah tekhnik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih
mendalam tentang berbagai isu yang kompleks. Format tersebut mirip dengan
sebuah perdebatan, namun tidak terlalu formal dan berjalan dengan lebih cepat.
2.
Langkah-langkah Pembelajaran Point Counter Point
a.
Bagilah kelas kedalam kelompok-kelompok menurut jumlah dan posisi
yang telah ditetapkan oleh guru.
b.
Pilih sebuah atau beberapa masalah untuk masing-masing kelompok,
mintalah setiap kelompok mengungkapkan argumennya untuk mendukung bidangnya.
Doronglah mereka bekerja dengan kelompok masing-masing.
c.
Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota dari
tiap kelompok untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelompok itu.
d.
Mintalah seseorang dari kelompok untuk menyimpulkan argumennya.
Setelah selesai, minta siswa tersebut untuk menunjuk teman dari kelompok lain.
Siswa yang ditunjuk harus segera memberi tanggapan atas argumen teman tersebut
dan dilanjutkan dengan menjelaskan argumen selanjutnya dari kelompok tersebut.
e.
Simpulkan kegiatan tersebut dengan membandingkan isu-isu
sebagaimana guru melihatnya (pemeriksaan atau evaluasi hasil).
3.
Kelebihan Metode Pembelajaran Point Counter Point
a.
Dengan perdebatan yang sengit akan mempertajam hasil pembicaraan.
b.
Kedua segi permasalahan dapat disajikan, yang memiliki ide dan yang
mendebat /menyanggah sama-sama berdebat untuk menemukan hasil yang lebih tepat
mengenai sesuatu masalah.
c.
Siswa dapat terangsang untuk menganalisa masalah di dalam kelompok,
asal terpimpin sehingga analisa itu terarah pada pokok permasalahan yang
dikehendaki bersama.
d.
Dalam pertemuan debat itu siswa dapat menyampaikan fakta dari kedua
sisi masalah; kemudian di teliti fakta mana yang benar / valid dan bisa di
pertanggung jawabkan.
e.
Karena terjadi pembicaraan aktif antara pemrasaran dan penyanggah
maka akan membangkitkan daya tarik untuk turut berbicara; turut berpartisipasi
mengeluarkan pendapat.
f.
Bila masalah yang di perdebatkan menarik, maka pembicaraan itu
mampu mempertahankan minat anak untuk terus mengikuti pendapat itu.
g.
Untungnya pula tekhnik ini dapat di pergunakan pada kelompok besar.
4.
Kelemahan Metode Pembelajaran Point Counter Point
Di dalam pertemuan ini kadang-kadang keinginan untuk menang mungkin
terlalu besar, sehingga tidak memperhatikan pendapat orang lain.
a.
Kemungkinan lain di antara anggota mendapat kesan yang salah
tentang orang yang berdebat.
b.
Dengan tekhnik berdebat membatasi partisipasi kelompok, kecuali
kalau di ikuti dengan diskusi.
c.
Karena sengitnya perdebatan bisa terjadi terlalu banyak emosi yang
terlibat, sehingga debat itu semakin gencar dan ramai.
d.
Agar bisa melaksanakan dengan baik maka perlu persiapan yang teliti
sebelumnya.
C. SORT CARD
1.
Pengertian Sort Card
Metode Card Sort (Mensortir kartu) yaitu suatu strategi yang
digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep
dan fakta melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran.
2.
Prosedur penerapan metode card sort
Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamisir
kelas yang jenuh dan bosan. Menurut Dedi Wahyudi Penerapan strategi (metode)
belajar card sort dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan,
sebagai berikut:
a. Guru membagikan
selembar kartu kepada setiap siswa dan pada kartu tersebut telah dituliskan
suatu materi. Kartu tersebut terdiri dari kartu perhuruf.
b. Siswa diminta untuk
mencari teman (pemegang kartu) yang sesuai dengan masalah yang ada pada
kartunya untuk satu kelompok.
c. Langkah ketiga, siswa
akan berkelompok dalam satu mufrodat atau masalah masing-masing.
d. Langkah keempat, siswa
diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada dalam kartu tersebut
berdasarkan urutanurutan bahasannya yang dipegang kelompok tersebut.
e. Langkah kelima, seorang
siswa pemegang kartu dari masingmasing kelompok untuk menjelaskan dan sekaligus
mengecek kebenaran urutan per-huruf dalam satu mufrodat.
f. Langkah keenam, bagi
siswa yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau materi pelajaran
tersebut, diberi hukuman dengan mencari judul bahasan atau materi yang sesuai
dengan kartu yang dipegang.
g. Langkah ketujuh, guru
memberikan komentar atau penjelasan dari permaianan tersebut.
3.
Tujuan Menggunakan Metode Card Sort
Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan card
sort ini adalah untuk mengungkapkan daya ingat terhadap materi pelajaran
yang telah dipelajari siswa.
4.
Hal- Hal yang Harus Diperhatikan dalam Penggunaan Card Sort
Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan metode card
sort antara lain :
a. Kartu-kartu tersebut
jangan diberi nomor urut
b. Kartu-kartu tersebut
dibuat dalam ukuran yang sama
c. Jangan memberi “tanda
kode” apapun pada kartu-kartu tersebut
d. Kartu-kartu tersebut
terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam jumlah yang banyak atau sesuai
dengan jumlah siswa,
e. Materi yang ditulis
dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah dipelajari oleh siswa.
Metode ini dapat mengaktifkan siswa yang kelelahan. Metode dapat digunakan
untuk mengaktifkan siswa dalam mempelajari materi yang bersifat konsep,
karakteristik klasifikasi,fakta,dan mereview materi.
SUMBER:
-
Silberman, M.
(2006). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (terjemahan
Raisul Muttaqien) Bandung : Nusamedia.
-
http://adeputra85.blogspot.com/2011/03/model-pembelajaran-aktif-tipe-power-of_04.
diakses pada tanggal 02 Juni 2013 pada pukul 12.00
-
http://aantekuk28.blogspot.com/2013/05/pengertian-metode-card-sort. diakses Pada tanggal 02 Juni 2012 pada pukul 12.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar