PERAN DAN FUNGSI GURU DALAM KELAS
·
Peran dan fungsi guru didalam kelas
Peran guru yang dimaksud adalah
berkaitan dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Guru merupakan faktor
penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang
peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran merupakan inti
dari pro-ses pendidikan secara keseluruhan.[1]
Ketika
ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika penemuan hasil-hasil teknologi belum
berkembang hebat seperti sekarang ini, maka fungsi utama guru di sekolah adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang
dianggap berguna sehingga harus dilestarikan. Fungsi guru sebagai pendidik di dalam kelas sangatlah
banyak, diantaranya:
1.
Pendidik
Guru adalah pendidik yang menjadi tokoh, penelitian dan identifikasi bagi
para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus mempunyai
standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri dan disiplin. Guru harus memahami nilai-nilai, norma moral, dan
sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma
tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab atas tindakannya dalam proses
pembelajaran di sekolah sebagai pendidik, guru juga harus berani mengambil
keputusan secara mandiri berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan
kompetensi dan bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik dan lingkungan.
2.
Pengajar
Maksudnya guru harus membatu peserta didik yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami
materi standar yang dipelajari.
3. Pembimbing
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak
didik dalam perkembangannya dengan jelas memberikan langkah dan arah yang
sesuai dengan tujuan pendidikan. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena
kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak dituntut menjadi dewasa
susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya. Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih
banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak
didik semakin berkurang, jadi bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat
diperlukan pada saat anak didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).
4. Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai
pelatih. Karena tanpa latihan seorang peserta didik tidak akan mampu
menunjukkan penguasaan kompetensi dasar, tidak akan mahir dalam berbagai
keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan materi standar, juga harus mampu
memperhatikan perbedaan individu siswa.
5. Penasehat
Guru adalah sebagai penasehat
bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki
latihan khusus sebagai penasehat. Agar guru menyadari fungsinya sebagai
penasehat, maka ia harus memahami psikologi kepribadian dan mental, akan
menolong guru untuk menjalankan fungsinya sebagai penasehat.
6. Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan
baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam
rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan
menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya kelas yang tidak dikelola
dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran.
7. Demonstrator
Melalui perannya sebagai
demonstrator, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkannya serta, senantiasa mengembangkannya dalam arti
meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswanya. Untuk bahan pelajaran yang
sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan membantunya, dengan cara
memperagakan apa yang diajarkan, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan
pemahaman anak didik.
Dalam
melaksanakan perannya sebagai pengajar, hal-hal yang perlu dilakukan guru
adalah:
ü
Menyusun program pengajran selama kurun waktu tertentu
secara berkelanjutan
ü
Membuat persiapan mengajar dan rencana kegiatan
belajar-mengajar untuk tiap bahan kajian yang akan diajarkan berkaitan dengan
penggunaan metode tertentu
ü
Menyiapkan alat peraga yang dapat membantu terlaksananya
beljar mengajar yang efektif
ü
Merencanakan dan menyiapkan alat evaluasi belajar.
ü
Menyiapkan hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang
merupakan program sekolah. Misalnya, program pengajaran perbaikan dan pengayaan
serta ekstra kurikuler.[2]
8. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan
mana yang buruk. Kedua nilai ini harus dipahami dalam kehidupan masyarakat.
Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin telah
mempengaruhinya, sebelum anak didik masuk sekolah. Karena latar belakang
kehidupan anak didik yang berbeda. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan
dan semua nilai buruk harus disingkirkan dari jiwa anak didik. Bila guru
membiarkannya, berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai korektor, yang
menilai dan mengkoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didik.
9. Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi
kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik.
Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik.
Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar yang
baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang
dihadapi oleh anak didik.
10. Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap
mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan
efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik.
Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasa-lah sebagai
kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan anak didik.
Informator yang baik adalah guru yang mengerti kebutuhan anak didik dan
mengabdi untuk anak didik.
11. Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari
guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik,
menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.
Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi
dalam belajar pada diri anak didik.
12. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar
bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis
motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun
prestasinya di sekolah. Motivasi dilakukan dengan cara memperhatikan kebutuhan
anak didik.
13. Inisiator
Guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan
pengajaran. Proses pembelajaran sekarang ini harus diperbaiki sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Bukan
mengikuti terus tanpa pencetus ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan
pengajaran.
14. Fasiliator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar
yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar
mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat
kabar.
15. Inovator
Yaitu guru menterjemahkan pengalamannya yang telah lalu ke dalam
kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini terdapat jurang yang
luas terhadap generasi satu ke generasi yang lain. Tugas guru adalah
menterjemahkan kebijakan dan pengalaman berharga ke dalam istilah atau bahasa
modern yang akan diterima oleh peserta didik. Oleh karena itu, sebagai jembatan
antara generasi tua dan generasi muda, yang juga sebagai penerjemah pengalaman,
guru harus menjadi pribadi yang terdidik.
16. Mediator
Sebagai mediator guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang yang
cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media
non material maupun materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna
mengaktifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media
itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
17. Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang
baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek kepribadian
anak didik dan aspek penilaian jawaban anak didik ketika tes. Anak didik yang
berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi penilaian
itu pada hakekatnya diarahkan pada perubahan kepribadian anak didik agar
menjadi manusia susila yang cakap. Sebagai evaluator guru tidak hanya menilai
produk (hasil pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengajaran).
Maka dari kedua kegiatan ini, akan mendapatkan umpan balik.[3]
Erick Hoyle (Rochman Natawidjaja,
1988: 32-33) mengemukakan seperangkat peranan guru yang sekaligus
ditampilkannya di dalam kelas. Peranan-peranan itu sebagai berikut :
1.
Wakil masyarakat.
2.
Hakim (memberi nilai).
3.
Sumber (proses, pengetahuan dan keterampilan).
4.
Penolong (memberi bimbingan bagi kesulitan siswa).
5.
Detektif (menemukan pelanggar aturan).
6.
Pelerai (menyelesaikan perselisihan diantara siswa).
7.
Obyek identifikasi bagi siswa.
8.
Penawar kecemasan (membantu siswa mengendalikan nafsu).
9.
Penunjang kekuatan ego (membantu siswa untuk memiliki kepercayaan pada diri
sendiri).
10. Pemimpin kelompok
(membentuk iklim kelompok).
11. Pengganti orang tua
(bertindak sebagai tempat mengeluh anak-anak muda).
12. Sasaran kemarahan siswa
(bertindak sebagai obyek agresi yang timbul dari frustasi yang diciptakan orang
dewasa).
13. Teman dan kepercayaan
(membangun hubungan yang hangat dengan anak dan saling mempercayai).
14. Obyek perhatian (mematuhi
kebutuhan psikologi anak).[4]
v Fungsi Guru dalam Pembelajaran (Manajemen Kelas)
1.
Fungsi Instruksional
Sepanjang sejarah keguruan,
tugas atau fungsi guru yang sudah tradisional adalah mengajar (to teach), yaitu
; 1) menyampaikan sejumlah keterangan-keterangan dan fakta-fakta kepada murid,
2) memberikan tugas-tugas kepada mereka, dan 3) mengoreksi atau memeriksanya. Fungsi
intruksional inilah yang masih selalu diutamakan oleh hampir semua orang yang
disebut guru, dan fungsi instruksional ini masih dominan dalam karier besar
guru.
2.
Fungsi Edukasional
Fungsi guru sesungguhnya bukan hanyalah mengajar, akan tetapi juga harus
mendidik (to educate). Fungsi educational ini harus merupakan fungsi sentral
guru. Dalam fungsi ini setiap guru harus berusaha mendidik murid-muridnya
menjadi manusia dewasa.
3.
Fungsi Managerial
Fungsi kepemimpinan atau
managerial guru ini dalam administrasi sekolah modern tidak hanya terbatas di
dalam kelas, akan tetapi juga menyangkut situasi sekolah dimana ia bekerja,
bahkan menynangkut pula kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat.[5]
Terdapat 25 komponen administrasi guru
dan administrasi kelas di sekolah dasar yang perlumendapatka perhatian guru
agar tujuan program pengajaran dapat berjalan dengan baik, yaitu :
1.
Kurikulum dan Bahan Pengajaran.
2.
Analisis Materi Pelajaran
(Penjabaran & penyesuaian);
3.
Papan Absensi Harian:
6.
Buku Ulangan bergilir.
ADMINISTRASI KELAS
2.
Buku Berobat.
3.
Buku Keuangan. *)
9.
Analisis Hasil Evaluasi.
15.
Denah Kelas.
16.
Grafik Absen.
si kelas.
Dengan administrasi / pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat
mendorong siswa untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil
yang baik pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara
maksimal. Depdiknas (1995:11) menyebutkan 8 aspek pengelolaan kelas,
yaitu:
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai pekerjaan
siswa tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
5. Mencatat data siswa
6. Pemeliharaan asrip
7. Menyampaikan materi pembelajaran
8. Memberikan tugas/PR
Bidang garapan administrasi pendidikan,
merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan lapor melapor (reporting)
seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakan didialam kelas, yang
meliputi:
1. Buku supervisi
2. Buku peniramaan dan pengambilan rapor
3. Daftar hadir siswa (absen)
4. Buku penilaian
5. Buku mutasi siswa
6. Buku notulen rapat
7. Grafik absen siswa
8. Jadwal pelajaran
9. Buku keuangan
10. Papan absen harian
11. Buku tamu
12 Denah tempat duduk siswa
13. Buku BP
14. Daftar inventaris kelas
15. Buku UKS/berobat
16. Kalender pendidikan
Kelas adalah sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat
terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu
pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah
laku. Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka
diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan
dilaporkan hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas.
Dengan administrasi / pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong
siswa untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik
pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
Depdiknas (1995:11) menyebutkan 8 aspek pengelolaan kelas, yaitu:
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai pekerjaan
siswa tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
5. Mencatat data siswa
6. Pemeliharaan asrip
7. Menyampaikan materi pembelajaran
8. Memberikan tugas/PR
Bidang garapan administrasi pendidikan,
merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan lapor melapor (reporting)
seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakan didalam kelas, yang meliputi:
1. Buku supervisi
2. Buku peniramaan dan pengambilan rapor
3. Daftar hadir siswa (absen)
4. Buku penilaian
5. Buku mutasi siswa
6. Buku notulen rapat
7. Grafik absen siswa
8. Jadwal pelajaran
9. Buku keuangan
10. Papan absen harian
11. Buku tamu
12 Denah tempat duduk siswa
13. Buku BP
14. Daftar inventaris kelas
15. Buku UKS/berobat
16. Kalender pendidikan
Kelas adalah sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat
terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu
pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah
laku. Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka
diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan
dilaporkan hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas.
Dengan administrasi / pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong
siswa untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik
pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal.
Depdiknas (1995:11) menyebutkan 8 aspek pengelolaan kelas, yaitu:
1. Mengecek kehadiran siswa
2. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai pekerjaan
siswa tersebut.
3. Pendistribusian bahan dan alat
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
5. Mencatat data siswa
6. Pemeliharaan asrip
7. Menyampaikan materi pembelajaran
8. Memberikan tugas/PR
Bidang garapan administrasi pendidikan,
merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan lapor melapor (reporting)
seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakan didialam kelas, yang
meliputi:
1. Buku supervisi
2. Buku peniramaan dan pengambilan rapor
3. Daftar hadir siswa (absen)
4. Buku penilaian
5. Buku mutasi siswa
6. Buku notulen rapat
7. Grafik absen siswa
8. Jadwal pelajaran
9. Buku keuangan
10. Papan absen harian
11. Buku tamu
12 Denah tempat duduk siswa
13. Buku BP
14. Daftar inventaris kelas
15. Buku UKS/berobat
16. Kalender pendidikan
ADMINISTRASI GURU YANG PERLU DI SIAPKAN :
1. Kalender
Pendidikan (Sekolah)
2. Program
Tahunan
3. Program
Semester
4. Silabus
5. Analisis
SK/KD
6. Prosedur
Penilaian
7. RPP
8. KKM
9. Jurnal/Agenda
Guru
10. Buku AbsensI
11. Daftar Nilai
12. Buku
Pegangan (Buku Paket, Modul, LKS )
13. Bahan Ajar
Berbasis ICT (Power Point)
14 Kisi-kisi
Soal Ulangan
15. Kartu Soal
16. Analisis
Hasil Ulangan
17. Program
Remidial
18. Program
Pengayaan
19. Kumpulan
Soal/Bank Soal
20. Penelitian
Tindakan Kelas
Sebaiknya tulisan anda direnungkan kembali, dan dengan sumber yang lebih cermat seperti buku pendidikan dalam dan luar.
BalasHapusMulyono HAM; Dosen Pendidikan FPMIPA UPI.