kupu-kupuQ

kupu-kupuQ

Sabtu, 07 Juni 2014

unsur, tujuan, prinsip dan alasan mengapa pengelolaan kelas diperlukan


UNSUR-UNSUR, TUJUAN, PRINSIP-PRINSIP DAN ALASAN KENAPA PENGELOLAAN KELAS DI PERLUKAN
Ø  Unsur-Unsur Pengelolaan Kelas
Pada prinsipnya pendekatan atau teoriapapun yang dipilih dan yang dijadikan dasra dalam pengelolaan kelas, harus diorientasikan pada terciptanya proses pembelajaran secara aktif dan produktif. Untuk mendukung proses proses pembelajaran tersebut, mka unsur-unsur pengelolaan berikut ini yang harus diperhatikan, yaitu :
1.      Prevensif, yaitu upaya yang dilakukan oleh pembelajar untuk mencegah terjadinya gangguan dalam pembelajaran. Mencegah lebih baik dari pada mengobati.
2.      Perhatian yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu yang muncul. Perhatian merupakan salah satu bentuk kertrampilan dan kebiasaan yang harus dimiliki oleh pembelajar.
3.      Refrensif, kertrampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti halnya penanganan dalam gangguan keamanan. Kertrampilan refrensif sebagai salah satu unsur dari ketrampilan pengelolaan kelas hal itu bisa berupa modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelompok, dan diangnosis.
4.      Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati, oleh karena itu bagaimana dengan tingkah laku yang mumcul dengan positif, pembelajar memberi respon positif agar kebiasaan baik itu lebih kuat dan dapat dipelihara.
5.      Penelolaan kelompok, untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikitsertakan beberapa komponen atau unsur yang terkait.
6.      Diagnosis yaitu suatu ketrampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang terkait.

Ø  Latar Belakang Mengapa Pengelolaan Kelas iti Penting
Pembelajaran memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran dikelas. Pembelajar sangat berperan dalam membantu perkembangan potensi pembelajar untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelqas, pembelajar melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan pembelajarkan dan kegiatan pengelola kelas.
Mengajar adalah aktivitas yang mulia karena ia memberikan kemanfaatan kepada orang lain sedang dirinya sendiri mendapatkan keanfaatan yaitu bertambah ilmunya sekaligus ia menjadi sosok yang mulia ( Pidarta 2001). Mengajar ibarat tukang bersih sungai yang mengentas sampah, mengeruk lumpur dan pasirnya, dan memindahkan batu, kayu, kain yang menghalangi laju air mengalir (Degeng 2000).
Dengan ungkapan lain, aktivitas mengajar adalah memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi internal dan eskternal si belajar, mencari dan membuat preskripsi-preskripsi baru yang sesuai dengan diri pebelajar dan materi bahan ajar, (Reigeluth 2009).

Ø  Tujuan Pengelolaan Kelas
Setiap penyakit ada obatnya seperti halnya setiap masalah pasti ada solusinya. Karena menjadi pembelajar haruslah kaya konsep, kaya cara, dan utun (ulet) mencari varian-varian baru mengenai permasalahan di dalam kelas. Berbicara mengenai tujuan pengelolaan kelas, Ahmad (1995) bahwa mengatakan tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut :
1.      Mewujutkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan pebelajar untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.      Menghilanhkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3.      Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan pebelajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual pebelajar dalam kelas.
4.      Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sufat-sifat individunya.
Sedangkan tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (2000) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar pebelajar dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Sementara Arikunto (2000) berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Degeng (2000), menyatakan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar para pebelajar secara optimal dan memberdayakan dirinya sesuai potensi dan karateritiknya sendiri.
Bedasarkan pandangan tersebut, tujuan pengelolaan kelas adalah :
1.      Setiap pebelajar terus belajar, tidak macet artinya tidak ada anak yang berhenti karena tidak tahu ada tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan padanya.
2.      Sikap pebelajar terus melakukan belajar tanpa membuang waktu

Ø  Prinsip-Prisip Pengelolaan Kelas
Secara umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern pebelajar. Faktor intern pebelajar berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku.
Faktor ekstern pebelajar terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penemuan pebelajar, mengelompokkan pebelajar, jumlah pebelajar dan sebagainya. Masalah jumlah pebelajar di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah pebelajar di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik, sebaliknya semakin sedikit jumlah pebelajar di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Karena itu dalam rangka meminimalisasi masalah gangguan dalam pengelolaan kelas perlulah setiap pebelajar memahami prinsip-prinsipnya, antara lain :
1.      Hangat dan Antusias
Hangat dan Antusiasdiperlukan dalam proses belajar mengajar. Pembelajaranyang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktifitasnya dan berupaya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
2.      Tantangan
penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah pebelajar untuk belajar sehinggqa mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang. Penerapan prinsip ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran  problem based learning (PBL).
3.      Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar pembelajar, pola interaksi antara pembelajar dan pebelajar akan mengurangi munculnya gangguan, sebaliknya akan meningkatkan perhatian pebelajar. Kevariasian ini merupakan kunci tercapainya pengelolaaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.      Keluwesa
Keluwesan pembelajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan pebelajar, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5.      Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, pembelajar harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negative.
6.      Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah pebelajar dapat mengembangkan disiplin diri sendiri. Oleh karena itu pembelajar sendiri hendaknya menjadi teladan dalam mengendalikan diri dan dalam melaksanakan tanggung jawab.

Ø  Alasan Kenapa Pengelolaan Kelas Perlu Dilakukan
Adapun beberapa alasan kenapa pengelolaan kelas perlu di lakukan oleh pembelajar adalah mencakup penggunaan waktu pembelajaran, kebutuhan akses belajar, dan kemampuan mengelola atau memenej diri (Woolflok, 2004).
1.      Waktu pembelajaran (more time for learning)
Bahwa para pembelajar dituntut pandai dalam mengelolah waktu pembelajaran mulai dari kegiatan dalam mengelola waktu , agar waktu yang dimiliki untuk pembelajarkan pebelajar tidak banyak yang terbuang sia-sia.
2.      Kebutuhan akses belajar (accese to learning)
Setiap kegiatan pembelajaran memiliki aturan main tersendiri yang harus diikuti oleh para pebelajar dan pembelajar. Jadi fungsi pembelajar adalah memastikan bahwa para pebelajar telah memahami bagaimana cara berpartisipasi selama proses pembelajaran agar memiliki akses belajar yang optimal.
3.      Kemampuan mengelola untuk mengelola diri (management for self-management)
Alasan ketiga diperlukan pengelolaan kelas adalah pentingnya kemampuan manajemen diri pebelajar. Membelajarkan si pebelajar untuk mampu melakukan pengelolaan diri memang membutuhkan waktu lebih lama, namun dengan upaya demikian merupakan sebuah investasi yang luar biasa besar dan bermanfaat bagi se pebelajar sendiri untuk saat ini dan tentunya untuk masa depannya.
Ø  Penataan Lingkungan Pembelajaran
Komponen-komponen ketrampilan pengelolaan kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi fisik belajar yang mendukung yang disebut komponen “What dan ketrampilan yang berhubungan dengan pemeliharaan dan pengembangan kondisi belajar yang optimal, kami namakan komponen “How”.
Dalam rangkah mencapai efektifitas pembelajaran, maka setiap pembelajar perlu mengetahui hal-hal berikut :
1.      Efektivitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh keadaan lingkungan fisik kelas serta hubungan sosio-emosional pebelajar-pebelajar.
2.      Lingkungan fisik kelas yang mempengaruhi lancarnya proses pembelajaran adalah tatanan ruangan kelas dan isinya.
3.      Prisip-prisip yang harus p0erhatikan pembelajar dalam menata ruangan kelas adalah visibilitiy (keleluasan pandangan), kemudahan mencapai sesuatu atau mudah dijangkau, fleksibilitas (keluwesan), kenyamanan dan keindahan.
4.      Dalam menata tempat duduk, pembelajar harus mem[erhatikan tujuan dan strategi pembelajaran.
5.      Karakteristik pembelajar yang dapat menunjang terciptanya hubungan sosio-emosional dikelas.
Berkaitan dengan prosedur, sering jega disebut rutinitas pembelajar dalam kelas menurut Calor Weistein dan Andy Mignano (2003) adalah dalam rangkah memenuhi hal-hal berikut :
1.      Kegiatan administratif
2.      Mobilitas pebelajar
3.      Kegiatan luar
4.      Mengoreksi tugas dan mengembalikan kepebelajar
5.      Interaksi dengan pebelajar
6.      Membantu kesulitan pebelajar dan bersosialisasi
Menurut penulis syarat-syarat kelas yang baik adalah :
1.      Rapi, bersih, sehat, tidak lembab
2.      Cukup cahaya yang meneranginya
3.      Sirkulasi cahaya cukup
4.      Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya ddan ditata dengan rapi
5.      Terdapat ruang khusus untuk karya pebelajar
6.      Pilih cat yang menarik
7.      Tempat duduk yang mudah diatur ulang
8.      Dan jumlah pebelajar tidak lebih dari 24 – 30 orang.
Hal tersebut serupa dengan apa yang dikemukakan oleh Ahmad (1997) bahwa beberapa syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan adalah sebagai berikut :
1.      Tata ruang kelas
2.      Menata perabot kelas
Meliputi : papan tulis, meja kursi pembelajar, meja kursi pebelajar, almari kelas, jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan, gambar-gambar, tempat cuci tangan, tempat sampah, sapu dan alat pembersih lainnya, gambar-gambar alat peraga.

Penataan Ruang Kelas
Ada beberapa prisip yang perluh diperhatikan oleh pembelajar dalam menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winataputra, 2003) yaitu :
1.      Vasibility (keleluasan pandangan)
2.      Accesibility (mudah dicapai)
3.      Fleksibilitas (keluwesan)
4.      Kenyamanan
5.      Keindahan

Tempat Duduk Pebelajar
Tempat duduk merurut Silberman (1996) menunjukkan penataan ruang kelas belajar yang dapat dipilih dalam proses pembelajaran adalah :
1.      Model huruf U
2.      Corak tim
3.      Meja koferensi
4.      Lingkaran
5.      Kelompok untuk kelompok
6.      Workstation
7.      Breakout groupings
8.      Susunan chavron
9.      Kelas tradisional
10.  Ouditorium

Penataan Dalam Pengelolaan Kelas
Dari berbagai sumber yang ada, terdapat berbagai pendekatan pengelolaan kelas untuk menghadapi masalah-masalah yang timbul dalam kelas. Penfdekatan-pendekatan ini, sebagian besar masih bergaya behavioristik dan militeristik. Pendekatan tersebut adalah :
1.      Pendekatan Otoriter
2.      Pendekatan Permisif
3.      Pendekatan Pengubahan Perilaku
4.      Pemdekatan Sosio-Emosional
5.      Pendekatan Proses Kelompok
6.      Pendekatan Elektis atau Pluralistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar