kupu-kupuQ

kupu-kupuQ

Senin, 09 Juni 2014

prosedur dan teknik pengelolaan kelas


STRATEGI, METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
a)      Strategi
Strategi pembelajaran menurutkemp (Wina Sanjaya, 2008) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisisen. Sedangkan menurut pemikiran J.R David, Wina Sanjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengelolaanya strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran adalahcara-cara tertentu yang digunakan secara sistematis dan prosedural dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas poses dan hasil.
b)     Klarifikasi strategi pembelajaran
1.      Strategi pembelajaran langsung (direct instrution).
2.      Strategi pembelajaran tidak langsung (indirek instruction).
3.      Pembelajaran interaktif (interactive introction).
4.      Pembelajaran melaluai pengalaman ( experential learning).
5.      Strategi pembelajaran mandiri ( independent study).

c)      Metode pembelajaran
Metode dapat diasrtikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya :
1)      Ceramah.
2)      Demonstrasi.
3)      Diskusi.
4)      Simulasi.
5)      Laboratorium.
6)      Pengalaman lapangan.
7)      Pemecahan masalah.
8)      Debat.
9)      Bservasi dan sebagainya.

d)     Teknik pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri.

A.    PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN HASIL ENELITIAN TERHADAP TEORI MULTIPLE INTELENGENSI
a)      Pengertian multiple intelegensi
Yang dimaksud multiple intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan pada satu masalah, ia memiliki sejumlah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda dengan konteksnya.

b)     Karakteristik multiple integensi
Ada delapan (8) karakteristik multiple intelegensi atau kecerdasan majmuk yang dikemukakan oleh Howard Gaerdner, yaitu sebagai berikut :
1.      Integensi berbahasa (Linguistik / Cerdas Kata / Word smart).
2.      Intelegnsi logis – metamatis (Cerdas logika/ logic smart).
3.      Intelegensi visual (Cerdas gambar/ picture smart).
4.      Intelegensi musikal (cerdas musik / music smsrt).
5.      Intelegensi kinestik tubuh ( cerdas tubuh / body smart).
6.      Intelegensi interpersonal (cerdas diri / self smart).
7.      Intelegensi interpersonal sosial (cerdas bergaul / people smart).
8.      Intelegensi naturalis (cerdas alam / nature smart).

B.     GAYA BELAJAR SISWA
a)      Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar adalah kunci untuk mengemangkan pekerjaan disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi.

b)     Jenis-jenis gaya belajar
a.       Menurut kolb
Kolb mengklasifikasikan gaya belajar siswa ke dalam epat kecenderungan utama, yaitu :
1.      Concrete Experience (CE), siswa belajar melalui perasaan (feeling).
2.      Absrtak conceptualization (AC). Siswa belajar melalui pemikiran (thinking)dan lebih terfokus pada analisis logis dan ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi aau perkara yang dihadapi.
3.      Reflective Observation (RO). Siswa belajar melalui pengamatan (watching),
4.      Active Experimentation (AE). Siswa belajar melalui tindakan (diong), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatanya.
Menurut kolb (Anawati, 2004) tidak ada individu gaya belajarnya secara mutlak didomonasi oleh salah satu saja dari kutub tadi. Yang biasanya terjadi adalah kombinasi dari dua kutub dan membentuk satu orientasi belajar. empat kutub diatas membentuk empat kombinasi gaya belajar, yaitu:
1)      Gaya Diverger
Kombinasi dari perasaan dan pengamatan .
2)      Gaya Assimilator
Merupakan kombinasi dari berpikir dan mengamati.
3)      Gaya Konverger
Merupakn kombinasi dari berfikir dan membuat.
4)      Gaya Akomodator
Merupakan kombinasi dari perasaan dan tindakan.

b.      Menurut DePorter
Deporter mengemukakan tiga jenis gaya belajar berdasarkan moalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi. Ketiga gaya belajar itu adalah :
1.      Visual (belajar dengan cara melihat)
2.      Auditorial (belajar dengan cara mengengar)
3.      Kinestik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)

c)      Tipe-tipe belajar siswa
Tipe belajar yang dikemukakan Gagne merupakan prinsip umum baik dalam belajar maupun mengajar.
1.      Belajar Isyarat (Singnal Learning) merupakan belajar merespond atau isyarat.
2.      Belajar Stimulus Respond (Stimulus Respond Learning), tipe belajar SR, respond bersifat spesifik.
3.      Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation), tipe belajar ini adalah mampu mengaitkan suatu yang bersifat verbalisme pada suatu yang sudah dimiliki.
4.      Belajar Diskriminasi (Discrimination Learning), adalah perbedaan terhadap sebagai rangkaian seperti membedakan berbagai bentuk wajah, hewan, tumbuhan dll.
5.      Belajar Konsep (Concep Learning), konsep merupakan sumber berfikir dan hal ini diperoleh dari hasil memuat tafsiran terhadap fakta atau realita, serta hubungan antara berbagai fakta.
6.      Elajar Aturan (Rule Learning)
7.      Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
8.      Belajar Rangkaian (Chaining)

C.    COOPERATIVE LEARNING
a.      Pengertian cooperative learning
Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran komperatif. Menurut Johnson dan (1994) dalam Isjono (2009) pembelajaran cooperatif adalah mengelompokkan siswa didalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan meksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Sementara Djajadisastra (1982) pembelajaran kooperatif disebut metode gotong royong, merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompk pada waktu penerimaan pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas. Menurut Nur (dala Isjono 2009) pembelajaran kooperatif adala model pembelajaran yang mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang berhasil yang mengintregasi ketrampilan yang bermuatan akademik.
Berdasarkan definisi diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil di dalam kelas, yang dimana satu kelompok dapat bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran.  

b.      Langkah-langkah Cooperative Learning
Dalam cooperative learning lebih baik mengikuti langkah-langkah aau prosedur hal ini dimaksudkan agar cooperative learning dapat efektif untuk meningkatkan kemampuan belajar dan hasil belajar siswa.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Garder (dala Arends, 2008) langkah-langkah cooperative learning yaitu :
1.      Pelajaran dimulai dengan Guru memahas tujuan-tujuan pelajaran dan membangkitkan motivasi belajar siswa.
2.      Fase ini di ikuti oleh presentasi informasi, sering kali dalam bentuk teks dari pada ceramah.
3.      Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar.
4.      Dalam langkah berikutnya, siswa di bantu oleh guru bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas indenpenden.
5.      Presentasi hasil akhir kelompok atau menguji segala hal yang sudah dipelajari siswa.
6.      Memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.

c.       Manfaat cooperative learning
Pembelajaran cooperative learning merupakan strategi yang menggunakan berbagai teknik motivasi untuk membuat pembelajaran lebih relevan dan siswa lebih bertanggung jawab. Adapun manfaat pembelajaran cooperative yaitu :
1.      Mengembangkan sikap.
2.      Mengembagkan ketrampilan interaksi sosial siswa.
3.      Meningkatkan kompetensi.
4.      Meningkatkan makna : menciptakan hal yang menantang pengalaman belajar bijaksana yang mencakup nilai-nilai dan prespektif peserta didik dan memberikan kontribusi kemasyarakat yang adil.

D.    COOPERAFIVE LEARNING METODE JIGSAW, TGT DAN STAD
a.      Pembelajaran Cooperatif Metode Jigsaw
1.      Pengertian Jigsaw
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang satuan perbedaan penting setiap peserta didik mengerjakan sesuatu.
Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekan sejawatnya, menggunakan metode jigsaw siswa-siswa ditempatkan kedalam tim-tim belajar heterogen yang setiap kelompok beranggotakan lima sampai enam orang, berbagi materi akademis disajikan kepada siswa dalam bentuk teks dan setiap siswa dalam kelompok tersebut bertanggung jawab untuk mempelajarinya satu porsi materinya.

2.      Kelebihan metode jigsaw
a.       Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif.
b.      Menjalin atau mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa.
c.       Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa.
d.      Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru.

3.      Kelemahan metode jigsaw
a.       Guru dan siswa kurang terbiasa dengan metode ini karena masih kebiasaan menggunakan metode konvesional.
b.      Memerlukan waktu yang relatif lama.
c.       Tidak efektif untuk siswa yang jumlahnya banyak.
d.      Memerlukan perhatian dan pengarahan ekstra ketat dari guru.

b.      Pembelajaran Kooperatif Metode TGT (Teams Games Tournamen)
1.      Pengertian TGT
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok  belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suka dan ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tudas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskanya pertanyaan tersebut kepada guru.
Menurut Slavin pembelajara kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langka tahapan yaitu :
1.      Tahap penyajian kelas.
2.      Belajar dalam kelompok.
3.      Permainan.
4.      Pertandingan.
5.      Penghargaan kelompok.
Berdasarkan apa yang digunakan oleh Slavin, maka metode pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a)      Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.
Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
b)      Games tournament
Dalam permainan ini siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya masing-masing ditempatkan dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama.
c)      Penghargaan kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok, untuk memilih rata-rata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlakan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok.

2.      Kelebihan metode TGT
a)      Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.
b)      Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
c)      Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.

3.      Kekurangan metode TGT
a)      Memerlukan waktu yang lama dalam proses pelaksanaan.
b)      Membutuhkan persiapan yang matang.

c.       Pembelajaran Kooperatif Metode STAD (Student Achievement Divisions)
1.      Pengertian STAD
Tipe pembelajaran ini dikembangkan Slavin dan merupakan satu tipe kooperatif yang menekankan adanya aktifitas dan interaksi siswa untuk saling memberikan motivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Pada proses pembelajaran koopertaif tie STAD yaitu melalui lima tahapan diantaranya yaitu :
a.       Tahap penyajian materi.
b.      Tahap kegiatan kelompok.
c.       Tahap tes individual.
d.      Tahap penghitungan skor perkembangan individu.
e.       Tahap pemberian penghargaan terhadap kelompok.
2.      Kelebihan metode STAD
a.       Meningkatkan kecakapan indivigu.
b.      Meningkatkan kecakapan kelompok.
c.       Meningkatkan komitmen.

3.      Kekurangan metode STAD
a.       Konstribusi dari siswa yang berprestasi renda menjadi kurang.
b.      Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan.

E.     ACTIVE LEARNING
A.    Pengertian Pembelajaran Aktif
Aktive learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi hal yang menyenagkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi aktive learning pada anak didik dapat membantu ingatan mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses.
Dalam metode aktive learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnaya. Materi pelajaran yang harus disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara aktif, guru menciptakan strategi yang tepat sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Dari uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai ciri pelajaran aktif yaitu :
1.      Adanya stimulus dan respons dalam proses pembelajaran.
2.      Berpusat pada anak didik.
3.      Sangat menyenangkan.
4.      Materi disesuaikan dengan pengetahuan yang sudah ada.

B.     Langkah-langkah Menerapkan Active Learning
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa dalam metode active learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya,, sehingga peserta didik mempunyai motivasi tinggi untuk belajar.
Selain itu beberapa hasil penelitian yang menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengar saja didalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi, atau bersama-sama dengan anggota kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu untuk mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berfikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengavaluasi.

C.    Manfaat Belajar Aktif
1.      Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2.      Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa.
3.      Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.
4.      Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu.
5.      Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, musyawaroh dan mufakat.
6.      Membina dan memupuk kerja sama antar sekolah dan masyarakat, dan hubungan antar guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa.

D.    Hasil Penelitian Mengenai Active Learning
Hasil penelitian menunjukkan bahwa active learning merupakan teknik mengajar yang efektif, karena peserta didik akan belajar lebih banyak materi, dapat menyimpan informasi lebih lama, dan lebih dapat menyukai kondisi kelas. Active learning memungkinkan peserta didik untuk belajar dalam kelas, dengan antuan pendidik dan peserta didik lainnya.

F.     ACTIVE LEARNING II
A.    Pengertian Active Learning
Secara kebahasaan, active learning merupakan istilah dari bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu : active dan learning. Di dalam bahasa Indobesia, kata active semakna dengan “aktif”  karena memang asal mula kata “aktif” merupakan hasil penapdosian dari bahasa inggris. Sementara kata learning, di dalam Indonesia semakna dengan kata pembelajaran. Maka dengan pendek kata dapat dikatakan, bahwa “active learning” adalah “pembelajaran aktif”.
Dengan melihat pengertian diatas, maka pembelajaran aktif (active learning) adalah : strategi yang digunakan oleh pendidik / pembelajar dalam proses pembelajaran yang menuntut peserta didik / pembelajar ikut berpartisipasi dan turut serta untuk aktif dalam proses pembelajaran.

B.     Karakteristik Active Learning
Menurut Bonwell (1995) pembelajaran aktif (active learning) memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
1.      Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada penegembangan ketrampilan pemikiran analisis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2.      Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu berkaitan dengan materi pelajaran.
3.      Oenekanan pada eksplrasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran.
4.      Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi.

C.    Metode-metode Active Learning
1.      Snowball Throwing
a.       Uraian Singkat Snowball Throwing
Snowball throwing merupakan salah satu metode yang digunakan di dalam strategi pembelajaran active larning. Secara etimologi, istilah snowball throwing berasal dari bahasa inggris yang berarti gumpalann salju. Sementara throwing, dalam bahasa inggris berasal dari kata dasar throw yang memiliki arti lemparan. Dengan demikian, maka arti snowball throwing dilihat dari literatur bahasa memiliki arti lemparan bola salju.
Secara menurut pengertian terminologi, snowball throwing didefinisikan sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok.

b.      Prosedur Penerapan Snowball throwing
1.      Guru menyampaikan materi.
2.      Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing keua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3.      Masing-masing ketua kelompok kembali kekelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4.      Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5.      Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
6.      Setelah siswa mendapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas terbentuk bola tersebut secara bergantaian.
7.      Guru memberikan kesimpulan.

c.       Kelebihan Snowball Throwing
1.      Melatih kesiapan siswa.
2.      Saling memberikan pengetahuan.
3.      Dan lain-lain.

d.      Kekurangan Snowball Throwing
1.      Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
2.      Kurang efektif.
3.      Dan lain-lain.

2.      Group Investigation
a.       Uraian Singkat Group Investigation
Secara bahasa, group investigation berasal dari bahasa inggris yaitu group dan investigatian. Kata group mempunyai arti kelompok atau golongan. Sementara investigation, memiliki arti pengusutan, pemeriksaan, penyelidikan, dan penelitian.
Secara istilah, group investigation didefinisikan sebagai metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skill).

b.      Prosedur Penerapan Group Investigation
Untuk menetapkan metode ini, perlu melihat tahapan-tahapan dibawah ini :
1.      Tahap pengelompokkan (grouping)
Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok investigasi.
2.      Tahap perencanaan (planning)
Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan tentang :
1)      Apa yang mereka pelajari
2)      Bagaimana mereka pelajari
3)      Siapa dan melakukan apa
4)      Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut
3.      Tahap penyelidukan (investigation)
Tahap investigation yaitu tahap pelaksanaan proyek investigation siswa. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan sebagai berikut :
1)      Siswa mengumpulkan informasi. Menganalisis data dan membuat simpulan terkait dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki.
2)      Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok.
3)      Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan mempersatukan ide dan pendapat.
4.      Tahap pengorganisasian (organizing)
Yaitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan siswa sebagai berikut :
1)      Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing-masing.
2)      Anggota kelompok merencanakan apa yang mereka akan mereka laporkan dan bagaimana mempersentasikannya.
3)      Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi investigasi.
5.      Tahap presentasi (presenting)
Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir. Kegiatan pembelajaran dikelas pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1)      Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian.
2)      Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar.
3)      Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
6.      Tahap evaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut :
1)      Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya.
2)      Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3)      Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa misalanya :
a)      Siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan.
b)      Siswa menggabungkan tiap topik yang diinvetigasi dalm kelompoknya dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.

c.       Kelebihan Group Investigation
a)      Dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri, analitis, kritis, kreatif, reflektif dan prodektif.
b)      Dapat melatih siswa untuk mengembangkan sikap saling memahami dan menghormati (demokrasi).
c)      Dapat melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi.
d)     Dapat menumbuhkan sikap saling bekerja sama anta siswa.

d.      Kekurangan Goup Investigatiaon
a)      Merupakan model paling kompleks dan paling sulit dilakukan dalam proses belajar mengajar.
b)      Dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama.
c)      Sulit diterapkan apabila siswa tidak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

3.      The Power Of Two
a.       Uraian Singkat The Power Of Two
Metode the power of two berarti menggabungkan kekuatan dua kepala. Menggabungkan dua kepala dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil, yaitu masing-masing siswa berpasangan. Kegiatan ini dilakukan agar munculnya suatu sinergi yakni kepala lebih baik dari satu.

b.      Prosedur Penerapan The Power Of Two
1)      Memberikan peserta didik (siswa) satu atau beberapa pertanyaan yang membutuhkan refleksi dan pemikiran.
2)      Memintak peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan secara perorengan (sendiri-sendiri).
3)      Setelah peserta didik telah menyelesaikan jawaban mereka, bentuklah ke dalam pasangan dan mintalah mereka berbagi jawaban dengan yang lain.
4)      Mintahla pasangan ersebut membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respon masing-masing individu.

c.       Kekurangan The Power Of Two
1)      Membutuhkan waktu yang lama.
2)      Dan lain-lain.

4.      Guide Note Taking
a.       Uraian Singakat Guige Note Taking
Secara terminologi guide note taking atau catatan terbimbing adalah metode dimana seorang guru menyiapkan suattu bagan, skema sebagai media yang dapat membantu siswa dalam membuat catatan ketika seorang guru sedang menyampaikan pelajaran dengan metode ceramah. Tujuan strategi guide note taking adalah agar metode ceramah yang dikembangkan oleh guru mendapat perhatian siswa, terutama pada kelas yang jumlah siswanya cukup banyak.

b.      Prosedur vPenerapan Guide Note Taking
1)      Persiapkanlah sebuah skema, bagan, atau blanko yang menyimpulkan poin-poin penting dari sebuah pelajaran yang disampaikan.
2)      Sebagai ganti memberikan teks yang lengka, tinggalkan bagian-bagian teks itu kosong.
3)      Sebagian hand-out kepada peserta didik. Jelaskan bahwa anda telah membuat hand-out tersebut untuk membentau mereka mendengarkan secara aktif pelajaran yang disamapaikan dengan ceramah.

c.       Kelebihan Guide Note Taking
1)      Metode ini dapat digunakan sebelum, selama berlangsung atau sesuai kegiatan pembelajaran.
2)      Metode ini cukup digunakan untuk materi pengantar.
3)      Metode ini mudah digunakan ketika peserta didik harus mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif.
4)      Metode ini cocok untuk memulai pelajaran sehingga peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembagkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas.
5)      Metode ini cocok untuk menggantikan ringkasan yang bersifat naratif atau tulisan naratif yang panjang.

d.      Kekurangan Guide Note Taking
1)      Jika guide note taking digunakan sebagai strategi pembelajaran pada setiap materi pelajaran, maaka guru akan slit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2)      Kadang-kadang sulit dalam pelaksanaan karena guru harus mempersiapkan hand-out atau perencanaan terlebih dahulu, dengan memilah bagian atau materi mana yang harus dikosongkan dan pertimbangan materi dengan siswa untuk belajar dengan metode tersebut.
3)      Guru-guru yang sudah terlanjur menggunakan metode lama sulit beradaptasi pada metode baru.

G.    ACCELERATED LEARNING (CARA BELAJAR CEPAT)
A.    Pengertian Accelerated Learning
Accelerated artinya dipercepat dan learning artinya pembelajaran. Jadi accelerated learning artinya pembelajaran yang dipercepat.
Pembelajaran accelerated learning (pembelajaran yang dipercepat) adalah suatu pola yang digunakan dalam pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga dapat menggugah kemampuan belajar peserta didik, membuat belajar lebih menyenagkan dan lebih cepat. Cepat disisni diartikan dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran yang dipelajari, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk belajar lebih cepat.

B.     Penerapan Metode AL dalam membaca, menulis dan menghafal.
Penerapan metode AL dalam membaca, menulis dan menghafal dapat menggunakan strategi visual (peta konsep), auditorial, kinestik.
Ø  Visual adalah belajar melalui melihat sesuatu
Ø  Peta konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir pokok informasi yang signifikan.
Ø  Auditorial adalah belajar melalui mendengar sesuatu.
Ø  Kinestik adalah cara belajar melalui aktifitas fisik dan terlibat secara langsung.

1.      Stratedi Visual
Cara pembuatan peta konsep
a.       Mulailah dengan topik ditengah-tengah halaman.
b.      Gunakan kata-kata kunci.
c.       Buatlah cabang-cabangnya.
d.      Gunakan simbul, warna, kata, gambar dan citra-citra lainnya.
e.       Buatlah seperti biibor.
f.       Buatlah berwarna-warni.
g.      Praktik menjadikan lebih sempurna.
h.      Melakukanya sendiri.
i.        Peta konsep menjadi peta memori.
j.        Mengapa peta konsep harus mudah dimengerti.
k.       Gunakan alat tulis berwarna terang.
l.        Duduklah dengan tenag lalu visualisasikan.
m.    Gambarlah saja.

2.      Strategi Auditori
a.       Bacalah secara dramatik.
b.      Rangkumlah lalu ucapkan dengan lantang.

3.      Strategi Kinestetik
a.       Berjalan-jalan saat membaca dan mendengar.
b.      Buatlah catatan pada kartu-kartu indek buatan sendiri.
c.       Tulislah.
d.      Belajar dengan kompak.
e.       Periksalah
f.       Baca ulang.

H.    CONTEXTUAL TEACHING DAN LEARNING (CTL)
A.    Pengertian Contextul Teaching dan learning (CTL)
CTL adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang membantu guru menghubungkan kegiatan dan bahan ajar mata pelajarannya.
Ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL :
1.      Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
2.      Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).
3.      Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).
4.      Mempraktekan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge)
5.      Melakukan refleksi (reflecting knowledge).

B.     Prinsip Pembelajaran CTL
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 prinsip. Prinsip-prinsip ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Selanjutnya ketuju prinsip ini dijelaskan dibawah ini :
1.      Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dan struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2.      Inkuiri
Artinya proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Secara umum proses inkuiri dapat dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu :
a.       Merumuskan masalah.
b.      Mengajukan hipotesis.
c.       Mengumpulkan data.
d.      Menguji hipotesis berdasarkan data yang ditemukan.
e.       Membuat kesimpulan.
3.      Bertanya
Belajar pada hakikatnya adalaha bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingin tahuan setiap individu, sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Dalam suatu pembelajaran, kegiatan bertanya akan dalam penguasaan materi untuk :
a.       Menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran.
b.      Membengkitkan motivasi siswa untuk belajar..
c.       Merangsang keingintahuan siswa terdapat sesuatu.
d.      Menfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan.
e.       Membimbing siswa untuk menyimpulkan atau menemukan sesuatu.
4.      Masyarakat belajar
Dalam kelas CTL, penerapan prinsip masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan dalam kelompok-kelompok yang hitrogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya.
5.      Pemodelan
Yang dimaksud modeling disini adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
6.       Refleksi
Adalah proses pengendapan pengalamanyang telah dipelajari dan dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7.      Penilaian Nyata
Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.

C.    Prosedur Penilaian
Untuk mencapai kompetensi yang sama dengan menggunakan CTL guru melakukan langkah-langkah pembelajaran seperti dibawah ini :
a.       Pendahuluan
1)      Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi ata pelajaran yang akan dipelajari.
2)      Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL :
v  Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa.
v  Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi.
v  Melalui observasi siswa ditugaska untuk mencari berbagai hal yang ditemukan ditemukan.
b.      Inti
1.      Dilapangan
2.      Didalam kelas
3.      Penutup

D.    Kelebihan dan Kelemahan CTL
a.       Kelebihan Pembelajaran CTL
1)      Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan meteri yang ada sehingga siswa dapat memahaminya sendiri.
2)      Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran CTL menuntut siswa menemukan sendiri bukan menghafalkan.
3)      Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari.
4)      Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada.
5)      Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran.

b.      Kelemahan Pembelajaran CTL
1)      Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya, karena siswa tidak mengalami sendiri.
2)      Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.
3)      Banyak siswa tidak senag apabila disuruh berkerja sama dengan yang lainnya, karena siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihkan siswa yang lain dalam kelompoknya.


BUKU :
*      COOMPERATIVE LEARNING (ROBERT E. SLAVIN)
*      QUANTUM LEARNING (BOBBI DEPORTER)



























































Tidak ada komentar:

Posting Komentar