kupu-kupuQ

kupu-kupuQ

Sabtu, 07 Juni 2014

Disiplin Pengelolaan Kelas


DISIPLIN DALAM PENGELOLAAN KELAS
A.    HAKIKAT DISIPLIN KELAS
Ruang kelas adalah lingkungan pedagogis dimana berlangsung komunikasi antara pembelajar dengan para pebelar. Melalui komunikasi timbal balik diusahakan tercapainya berbagai tujuan pendidikan, yang diantaranya semua tujuan intriksional. Untuk itu perlu diciptakan suasana yang mendukung proses pembelajaran. Dalam hal ini, pembelajar memikul tanggung jawab yang besar, dengan menciptakan dan mempertahankan suasana akademis dikelas yang membentu pebelajar untuk dapat knsentrasi dalam pelajaranya dengan demikian memperoleh hasil belajar yang optimal.
Disiplin kelas dapat diartikan secara berbeda oleh beberapa ahli tergantung pada sudut pandang masing-masing. Ada yang mengatakan bahwa disiplin kelas merupakan suasana ketenangan didalam kelas, sehingga proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Ada yang mengartikan sebagai seperangkat perilaku dipihak pebelajar yang menghindari kekacauan dan penyimpangan. Adapula yang menafsirkan sebagai usaha dipihak pembelajar untuk mengontrol prilaku pembelajar sehingga mereka terlibat dan berkonsentrasi penuh. Ada juga yang yang mengatakan disiplin adalah reaksi atu tindakan pembelajar terhadap pembelajar yang tidak diperilaku tepat dan menganggu (Winkel, 1996).
Menurut penulis, disiplin diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang ditetapkan, yaitu pada tingkat ketaantan pebelajar terhadap aturan kelas, kemauan untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas.
Alasan pentingnya kedisiplinan kelas bagi pembelajar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Agar pebelajar mampu mendisiplikan diri sendiri.
2.      Disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah.
3.      Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang kondusif.
4.      Tingkat ketaantan yang rendah akan menjurus kepada tidak terjadinya belajar yang diharapkan.
5.      Jumlah pebelajar dalam satu kelas umumnya banyak.
6.      Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisiplin di masyarakat.
Yang perlu dipegangi oleh para calon pembelajar adalah bahwa pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan disiplin kelas yang baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap pembelajarnya patuh pada aturan main / tata tertb yang ada, sehingga terlibat secara optimal kegiatan belajar. kelas yang disiplin tidak sama dengan kelas yang tenang.
Terdapat unsur yang berperan dalam  menciptakan suasana disiplin kelas (Winkel, 1996) diantaranya :
1.      Keadaan siswa awal yang actual, yang menyangkup taraf perkembangan, taraf kemampuan akademik, kadar dan corak motivasi belajar, pengalaman selama belajar pada tahun-tahun sebelumnya, harapan mengenai apa yang diperoleh pada tingkatan kelas dan bidang studi tertentu, struktur jaringan social dikelas dan sebagainya.
2.      Hakikat dan kewajiban pebelajar.
3.      Kebutuhan para pebelajar.

B.     STRATEGI PENANAMAN & PENANGANAN DISIPLIN KELAS
Disiplin bukan bermakna kekerasan melainkan penanaman nilai dan pembiasan perilaku seseorang dapat mengkondisikan dirinya sendiri dalam rangkah perbaikan diri. Pendangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara pembelajar dalam menanamkan dan menagani diiplin kelas.
Pandangan yang berfokus pada pembelajar, beranggapan bahwa pebelajar harus mengajarkan apa yang diinginkan oleh pembelajarnya.
1.      Pendangan yang berfokus pada kepentingan pebelajar beranggapan bahwa pembelajar harus tahu kebutuhan pebelajar dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut.
2.      Pandangan behaviorisme mengatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan dikontrol,
Penanaman disiplin terhadap pebelajar memang tidak mudah. Namun, dengan menanamkan kebiasaan yang baik pada setiap aktivitas yang ditindak lanjuti dengan pendampingan dan pengontrolan lambat laun akan menghasilkan sebuah karakter yang baik. Untuk itu ada baiknya penanaman disiplin tersebut dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
1.      Menjadi model atau memberi contoh.
2.      Mengadakan pertemuan kelas secara berkala.
3.      Menerapkan aturan secara luwes.
4.      Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak,
5.      Meningkatkan partisipasi pebelajar.
6.      Mengabaikan
7.      Menetap agak lama
8.      Menggunakan isyarat nonverbal
9.      Mendekati
10.  Memanggil nama
11.  Mengabaikan sevara sengaja.
Adapun cara-cara penanganan atau penanggulangan ketidak disiplinan kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Memberi hukuman secara bijaksana dan edukatif, yaitu hukuman yang diberikan kepada pebelajar saat mereka melanggar atau membuat gadu dikelas ahrus mengandung unsure mendidik
2.      Melibatkan orang tua.
3.      Perilaku agresif dapat diatasi  antara lain dengan cara :
a.       Menukar teman duduk
b.      Menghindari konfrontasi
c.       Mendinginkan emosi/suasana
d.      Menghindari kata-kata kasar
e.       Konsultasi dengan pihak lain
4.      Tindakan korektif yang meliputi :
a.       Lakukan tindakan dengan
b.      Do not bargain
c.       Gunakan kontrol kerja
d.      Menyatakan peraturan dan konsekkuansinnya dengan jelas
e.       Tindakan penyembuhan
Penanganan kedisiplinan menjadi sangat penting ketika memperhatikan karakteristik belajar pada kelas yang dihuni oleh pebelajar-pebelajar yang hiterogen tersebut ( Santrock, 2006). Sedangkan Doyle (1980) dalam penelitiannya menggarisbawahi berbagai kejadian dalam kelas, sehingga disarankan adanya penanganan terhadap kedisiplinan tersebut. Kejadian-kejadian yang sering muncul dalam kelas tersebut adalah:
1.      Multidemonsional, yaitu terdapat berbagai macam kegiatan individual dengan berbeda tujuan.
2.      Simutan (simultaneous), yaitu bahwa kejadian-kejadian yang muncul didalam kelas merupakan kejadian yang beruntun dan berturut-turut pada saat yang sama, walaupun pada saat pembelajar sedang menyampaikan informasi atau sedang menjelaskan sebuah tema.
3.      Spontan (immediate), yaitu kejadian-kejadian yang muncul merupakan kejadian-kejadian yang spontan yang sepatutnya memerlukan ketanggapan dari sang pembelajar.
4.      Tidak dapat diprekdisi (unpredicteble), yaitu kejadian yang muncul tidak dapat diprediksi oleh pembelajar
Emmer & Teman-temannya (2003) dan Levin & Nolan (2000), menyatakan 7 cara sederhana untuk menghentikan secara cepat perilaku indisipliner para pebelajar, selama, proses pembelajaran, ketujuh point ini merupakan cara-cara yang bersifat gradual atau bertahap. Tujuh cara tersebut yaitu :
1.      Lakukan dengan kontak mata,  mendekati dan memberikan saran.
2.      Membuat lelucon sederhana atau memberikan pertanyaan, atau katakan “kayaknya saya mendengar ada yang bertanya, ya ? “
3.      Mempertanyakan akibat negative dari perbuatan yang dilakukan oleh pebelajar.
4.      Mengingatkan kembali apa yang telah disepakati dalam aturan pemelajaran atau kontrak belajar.
5.      Mengingatkan kembali aturan yang telah dibuat, dan menindaklanjuti dengan pertanyaaan seperti ; apa anda lakukan?. Dll.
6.      Jika pebelajar masih terus melakukan hal yang sama setelah tahap kelima, katakan dengan jelas sekali lagi ponit yang diinginkan, seperti ; cukup bermainnya.........sekarang kita akan ................
7.      Tawarkan pilihan.....seperti; akan anda berhenti atau duduk ditempat didekat saya.

C.    INDIKATOR PENGELOLAAN KELAS YANG BERHASIL
Diantara sekian banyak indikator pengelolaan kelas yang berhasil berikut ini :
1.      Pembelajar perbedaan atara pengelolaan kelas dan mendisiplikan kelas.
2.      Sebagai pembelajar jika anda pulang kerumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah
3.      Pembelajar mengetahui perbedaan antara prosedur kelas (apa yang pembelajar inginkan terjadi contohnya cara masuk kedalam kelas, mendiamkan pebelajar, bekerja secara bersama dan lain-lain) dan ritinitas kelas (apa yang pebelajar lakukan secara otomatis misalnya tata cara masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan peraturan kelas.
4.      Pembelajar melakukan pengelolaan kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengerjakan pebelajar akan pentingnya tanggung jawab.
5.      Pembelajar tidak mendisiplikan pebelajar dengan ancaman-ancaman, dan konsekkuensi (stiker, penghilangan hak pebelajar dan lain-lain)
6.      Pembelajar mengerti bahwa perilaku pebelajar dakelas disesbkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa dipelajari.
Ada dua hal yang membedakan antara pembelajar yang berhasil dengan yang tidak berhasil.
1.      Pembelajar yang kurang berhasil menghabiskan hari-hari pertama di tahun ajaran dengan langsung mengajarkan subyek mata pelajaran kemudian sibuk mendisiplikan pebelajr selama setahun penuh
2.      Pembelajar yang efektif menghabiskan dua minggu pertama ditahun ajaran dengan meneguhkan prosedur dan mereka mengetahui secara pasti multiple intellegence pebelajar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar