kupu-kupuQ

kupu-kupuQ

Sabtu, 07 Juni 2014

Formasi Penataan tempat Duduk Siswa


PENATAAN FORMASI TEMPAT DUDUK SISWA

A.    Pengertian Tempat Duduk Pebelajar
Tempat duduk merupakan fasilitas atau barang yang diperlukan oleh pebelajar dalam proses pembelajaran terutama dalam proses belajar di kelas di sekolah formal.[1]
Tempat duduk yang sesuai dengan keadaan tubuh siswa akan sangat berpengaruh dalam kenyamaan penerimaan materi.(syaiful Bahri Djamarah dikutip oleh Indah Sofiah, 1992:204).
Perkembangan jaman yang semakin pesat menciptakan bermacam-macam bentuk dan ukuran tempat duduk dan sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah. Diperlukan pemilihan tempat duduk yang tepat dan dapat mengoptimalkan kenyamanan dalam KBM. Ada beberapa bentuk formasi tempat duduk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila pengajaran itu akan ditempuh dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat duduknya sebaiknya berbentuk melingkar. Jika pengajaran ditempuh dangan metode ceramah, maka tempat duduknya sebaiknya berderet memanjang ke belakang. [2]
A.    Fungsi Penataan Formasi Tempat Duduk
Pengaturan bangku mempunyai peranan penting dalam konsentrasi belajar siswa. Pengaturan bangku dapat dilakukan secara fleksibel dengan memosisikan sedemikian rupa, sesuai dengan kebutuhan pengajaran yang efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar semua siswa mampu menangkap pelajran yang diberikan dengan merata, seksama, menarik, tidak monoton, dan mempunyai sudut pandang bervariasi terhadap pelajaran yang tengah dikuti.
Sebagaimana diketahui kemampuan siswa tidak sama. Ada yang cepat untuk menagkap materi dan ada yang agak lambat, bahkan ada yang sangat lambat. Oleh Karena itu, perlu ada sebuah strategi jitu untuk menyeimbangkan masalah ini. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan mengatur kapan siswa bekerja secara perorangan, kelompok, berpasangan atau klasikal.
Pengaturan bangku tersebut dapat dilakukan untuk memenuhi empat tujuan pembelajaran, yakni aksebilitas yang membuat siswa mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia, mobilitas yang membuat siswa dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas, interaksi yang memudahkan terjadinya komunikasi antar guru, siswa, maupun antar siswa, dan variasi kerja siswa yang memungkinkan siswa bekerja sama secara perorangan, berpasangan, atau berkelompok.
Pengaturan bangku kelas tentu menjadi alternatif menarik bagi erciptanya konsep edutainment dalam pembelajaran. Dengan variasi tempat duduk sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dinamisnya gerak siswa dan guru dalam ruangan kelas, tentu saja siswa akan merasakan kenyamanan, sehingga ia akan mudah menyerap pembelajaran dengan baik.[3]

B.     Bentuk Penataan Formasi Tempat Duduk
Silberman (1996) menunjukkan penataan ruang kelas belajar yang dapat dipilih dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu mengaktifkan para siswa, sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti pelajaran. Dalam hal ini guru adalah orang yang paling aktif dengan bergerak dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara langsung, sehingga akan mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.
Adapun bentuk formasi kelas bentuk huruf U adalah Seperti gambar dibawah:
Kelebihan:
a.       Para peserta didik dapat melihat pembelajar dan melihat media visual dengan mudah.
b.      Para peserta didik dapat saling berhadapan langsung satu dengan yang lain.
2.      Corak Tim
Mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran atau oblong diruang kelas agar memungkinkan pembelajar untuk melakukan interaksi tim. Pembelajar dapat meletakkan kursi-kursi dan mengelilingi meja-meja.
3.      Meja konferensi.
Formasi konferensi sangat bagus digunakan dalam metode debat saat membahas suatu permasalahan yang dilontarkan oleh pendidik, kemudian membiarkan para siswa secara bebas mengemukakan berbagai pendapat mereka. Denagn begitu akan didapatkan sebuah kesimpulan atau bahkan dapat memunculkan permasalahan baru yang bisa dibahas lagi pada pertemuan berikutnya.
Untuk bisa membentuk formasi konverensi, meja yang harus digunakan adalah meja panjang yang didekatkan satu per satu dalam bentuk memanjang, persegi panajang.
Adapun bentuk formasi konferensi adalah seperti gambar dibawah ini :
4.      Lingkaran.
Formasi lingkaran adalah formasi yang disusun melingkar. Formasi ini digunakan untuk melakukan pembelajaran dalam suatu kelompok, dimana guru memiliki peran untuk membimbing dan mengarahkan jalannya pembelajaran tersebut.[4] Model ini cukup ideal untuk diskusi kelompok penuh. Pembelajar menyediakan ruangan yang cukup sehingga pembelajar dapat menyuruh pebelajar menyusun kursi-kursi mereka secara tepat dalam berbagai susunan kelompok kecil.[5]
Adapun bentuk formasi Lingkaran adalah seperti gambar dibawah :
5.      Formasi Cevron
Bentuk cevron mungkin bisa sangat membantu dalam usaha mengurangi jarak di antarsiswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga siswa dan guru mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif dalam pembelajaran di kelas. Formasi ini memberikan sudut pandang baru bagi siswa, sehingga mereka mampu menjalani proses belajar mengajar dengan antusias, menyenangkan, dan terfokus.[6]
Susunan ini baik digunakan untuk peserta didik (30 atau lebih) dan hanya tersedia meja oblong.[7]
Adapun bentuk formasi cevron adalah seperti gambar dibawah:
6.      Formasi Auditorium
Formasi auditorium merupakan tawaran alternative dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika tempat duduk sebuah kelas dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, maka guru dapat membuat bentuk pembelajran ala auditorium untuk membentuk hubungan yang lebih erat, sehingga memudahkan siswa melihat guru.
Adapun bentuk formasi auditorium adalah seperti gambar dibawah :
7.      Formasi Tradisionala (Konvensional).
Model penataan bangku tradisional adalah model yang paling sering digunakan oleh para pembelajar sebab pembelajar tidak perlu repot-repot menata bangku lagi. namun model ini sangat memiliki keterbatasan yaitu pandangan teman yang berada dalam kelas sering terganggu dan mobilitas pebelajar juga tidak bisa leluasa.[8]
Adapun bentuk formasi tradisional adalah seperti gambar dibawah:
8.      Formulasi Kelompok untuk Kelompok
Formasi kelompok untuk kelompok adalah formasi di mana terdapat beberapa kelompok yang duduk dalam satu meja persegi berukuran besar (bisa juga dengan membuat beberapa meja dijadikan satu menjadi meja besar), sehingga setiap kelompok duduk saling berhadapan. Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau menyusun permainan peran, berdebat atau observasi pada aktivitas kelompok.
9.      Formasi Pengelompokan Terpisah (Breakout Groupings)
           Jika ruangan kelas memungkinkan atau cukup besar, guru dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar yang dipecah menjadi beberapa tim. Guru dapat menempatkan susunan pecahan, pecahan kelompok tersebut berjauhan, sehingga tidak saling mengganggu. Tetapi, hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil yang terlalu jauh dari ruang kelas supaya mudah diawasi.
Adapun bentuk formasi pengelompokan terpisah (breakout groupings) adalah
seperti gambar dibawah :[9]
Menurut Mohammad Sholeh Hamid,S.Pd dalam Bukunya yang berjudul Metode Edutainment :
1.      Huruf U
2.      Meja Konferensi.
3.      Lingkaran.
4.      Susunan chevron.
5.      Auditorium.
6.      Model Tradisional (konvensional).
7.      Kelompok untuk kelompok.
8.      Breakout groupings.
9.      Formasi Meja Pertemuan.
Formasi meja pertemuan biasanya diseenggarakan di tempat-tempat pertemuan dan seminar, baik di hotel maupun gedung pertemuan. Formasi ini dapat digunakan dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok tersebut mempunyai meja pertemuannya sendiri-sendiri.
Adapun bentuk formasi meja pertemuan adalah seperti gambar dibawah :
10.  Formasi Tempat Kerja
Formasi tempat kerja tepat jika dilakukan dalam lingkungan tipe laboratorium, di mana setiap siswa duduk pada satu tempat untuk mengerjakan tugas, tepat setelah didemonstrasikan.
Adapun bentuk formasi tempat kerja adalah seperti gambar dibawah :
11. Formulasi Peripheral
Jika guru menginginkan siswa memiliki tempat untuk menulis, hendaknya digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang siswa. Guru dapat menyuruh siswa memutar kursi-kursinya secara melingkar ketika guru mengingkan diskusi kelompok.
Adapun bentuk formasi peripheral adalah seperti gambar dibawah :






Tidak ada komentar:

Posting Komentar